Menonton teater boneka Stream of Memory seperti lenyap masuk ke dunia imajinasi dan ketika usai seperti terbangun dalam kondisi hati bahagia.
Pada hari Kamis (14/12) aku berkesempatan menghadiri undangan media preview pertunjukan Stream of Memory oleh Papermoon Puppets Theater bertempat di Laboratorium Seni ISI Yogyakarta.
Tepat setahun lalu (2022) pertunjukan Stream of Memory oleh Papermoon Puppets Theater ini dipentaskan di Esplanade, Theatres on the bay Singapore. Pada bulan Desember 2023 pementasan teater boneka ini akhirnya digelar di Indonesia selama tiga hari, yakni 15 – 17 Desember 2023. Beruntungnya aku mendapat kesempatan menonton terlebih dulu.
Stream of Memory bercerita tentang petualangan duo bocil Sang dan Jun juga Kali. Kali sendiri merupakan penggambaran sungai (kali dalam Bahasa Jawa artinya sungai), sesosok raksasa tua yang terlupakan. Sama seperti sungai tua yang juga terabaikan.
Pementasan yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam ini menampilkan 9 babak, yakni (dalam Bahasa Inggris, ya): opening – the fishing village, scene 1 – Sang and Jun, scene 2 – Sang and the Pigeons Cage, scene 3 – Swim, Sang, swin, scene 4 – Spirits, scene 5 – Kali, scene 6 – the Attack, scene 7 – ritual dance, scene 8 – the Elephant Remembers, dan scene 9 – Thousands of Fireflies.
Hal yang membikin takjub setiap menonton pertunjukan dari Papermoon Puppets Theater adalah gerakan para bonekanya (puppets), begitu detail. Bagian menarik dari pertunjukan ini adalah… semuanya, sih. Hi-hi. Semua bagian menarik.
Pada babak kedua yakni ketika Sang bermain burung dara adalah detailnya saat melakukan dara templek. Dara templek atau FTM (fly to me) adalah kegiatan yang jamak ditemui di desa-desa pun di kampung-kampung. Para remaja atau dewasa laki-laki menerbangkan burung dara di lapangan luas supaya burung dara itu terlatih untuk kembali lagi ke pemiliknya. Istimewanya pada pementasan Stream of Memory, adegan tersebut dilakukan oleh si anak perempuan, Sang. Hal tersebut memang disengaja oleh Ria Papermoon, sang sutradara sekaligus founder Papermoon Puppets Theatre.
Sepanjang pertunjukan pandangan selalu terpaku pada panggung. Satu bagian ketika Sang hanyut terbawa air sungai dan seperti akan mati, aku menangis. Teringat almarhum adikku. Rasa kehilangan itu hadir lagi. Aku paling enggak bisa melihat adegan anak perempuan yang masih kecil meninggal dunia. Maafkan, ya.
Selebihnya menakjubkan. Terlebih ketika boneka Kali muncul. Wow, banget. Pertunjukan ini sungguh memadukan elemen-elemen dari tari, video mapping, musik, hingga tata cahaya pada sebuah pertunjukan teater boneka.
Seusai pertunjukan aku langsung pulang ke rumah. Keesokan harinya perasaan bahagia karena sehabis menonton pertunjukan bagus itu masih ada.
Stream of Memory oleh Papermoon Puppets Theater bagus banget!
** aku datang sebagai perwakilan media sehingga mendapat akses boleh mengambil foto dan video
0 comments:
Posting Komentar