Selasa, 30 Mei 2017

Ide Mencari Kambing Mimpi Kecil Tita

Aku memulai ide cerita Mimpi Kecil Tita dengan sederhana: aku bokek menjelang hari raya Iduladha. Lalu, dengan uang apa aku bisa beli kambing untuk berkurban?  

Ide itu aku kembangkan menjadi sebuah semacam premis simpel: seorang bocah yatim-piatu tak punya uang untuk beli kambing untuk simbahnya. 

Bocah itu bernama Tita.

Lalu masalah apa saja yang bisa aku munculkan untuk menghalangi usaha Tita mengumpulkan uang untuk Simbah Ti? Aku susun semua penghambat beserta solusinya. Jadilah cerita Mimpi Kecil Tita. 

Apakah semudah itu dalam mencari dan mengembangkan cerita? Yaa, enggak. Terlebih dalam  proses penulisannya. Ruwet. Banyak diskusi panjang saat malam di lincak kantor berdua dalam memetani perihal-perihal kecil yang penting. Percayalah, sesederhana apa pun cerita itu, pasti ada sebuah atau beberapa macam -- atau malah banyak banget -- keruwetan di balik penggarapannya. 😀

Well, rumit dan segala macamnya biarlah aku sebagai penulis yang merasakannya. Di sini aku hanya ingin berbagi bahwa segala sesuatu yang sekiranya tampak mudah bagi kita, ternyata bisa menjadi begitu sulit bagi orang lain. 

Membeli seekor kambing seharga 2,5 juta bisa begitu mudah bagi kita yang punya uang. Tapi, bagi Tita tentu tidak mungkin. Tita adalah bocah kelas 5 SD. Ia kehilangan ayahnya, lalu disusul ibunya. Ia pindah dari Jakarta ke desa Jatiwangi di Kulon Progo. Banyak sekali kehilangan, banyak sekali penyesuaian. Sedikit keinginan, dan banyak hambatan. 

Sepeninggal orangtuanya, Tita seolah-olah tak mau apa-apa lagi. Ketika Simbah punya cita-cita membeli seekor kambing untuk hari raya kurban, Tita menjadi memiliki sebuah keinginan sederhana: membahagiakan simbah. 

Caranya bagaimana? Diam-diam membelikan kambing untuk simbah.

Duitnya dari mana? Ya, cari dengan kerja yang bisa menghasilkan upah. 

Setelah bekerja, duit terkumpul, apakah kemudian mimpi kecil Tita bisa segera terwujud? Tentu saja tidak. 😊

1 komentar:

Copyright © 2010- | Viva | Kaffee Bitte | Desi Puspitasari | Daily | Portfolio