Jumat, 23 Juni 2023

[Literasi] Kopdar Goodreads Jogja Setelah Sekian Lama

Ngobrolin dari aplikasi Epic hingga minuman legen yang mengundang lepasnya tawa

Berawal komen-komenan di statusnya Mbak Ruwi Meita hingga akhirnya janjian kopdar hari Sabtu, 10 Juni 2023. Terakhir Goodreads Jogja ketemuan kapan, ya, sampai lupa. 😅

Hari itu kami ber-15; Mbak Ken Terate dan Mas Anto Susianto , Mbak Dewi Nugraheni bersama kedua putra putrinya, Kurnia Harta Winata bersama Sisca Angreani, Mas Dody Wibowo  yang sulit sekali dipancing bercerita namun akhirnya bisa juga, aku, Lutfi Retno yang menggadang-gadang akan bawa klaapertaart tapi tak segera tiba segera dicari dan dinanti-nanti --bersama suaminya, Gugun Juanedi dan Kurnia Kartikawati dengan suami dan dua putrinya.

"Anakku nanya, komik Pupus, kok, ada kata-kata tidak baiknya," cerita Kurnia saat review buku. "Misal, bego, goblok, dll. Coba apa penjelasan Mama kemarin tentang kata-kata nggak baik itu?"

Putri Kurnia, usia mungkin 6 tahun (mohon dikoreksi), menutup mukanya ketakutan, eh, malu untuk menjawab. Kami mencoba mengkoreknya, masih dengan malu-malu ia menjawab, "Suka ama komik Pupus Putus Sekolah. Bagus. Banget."

Bukan Goodreads kalau enggak ngomongin buku, kan? Ka-chan dan putrinya dengan komik Pupus adalah salah satunya setelah Mbak Dewi sebelumnya bercerita mengenai aplikasi Epic. Sebuah aplikasi membaca buku daring yang menyediakan banyak sekali judul cerifa anak.

Ada satu cerita yang membikin menangis. Sepanjang cerita hanya termaktub dua kata yaitu 'mama' dan 'baby'. Kisah bayi kuda nil yang terpisah dari mamanya karena tsunami ini berangkat dari kisah nyata. Selain "Mama" juga ada cerita lainnya yang bisa dibaca ketika sudah berlangganan pada aplikasi tersebut.

Kemudian ada pembahasan buku Plant VS Zombie yang sedianya akan di-review Mika, tapi nggak jadi karena lebih asyik bermain ayunan dan menyosrot es lilin yoghurt --enaakk es lilinnya. 🤤

Bahasan berikutnya buku apa lagi, ya, lupa karena bahasan diskusi menjadi beragam. Masing-masing yang datang bercerita mengenai kegiatan yang dijalaninya sekarang yang kemudian menjadi pemantik obrolan panjang seru.

Ada Mas Dody yang bertugas sebagai penjaga perdamaian dunia --yang juga merambah masuk ke sekolah-sekolah. Dari obrolan apa dan bagaimana itu perundungan bergulir ke diskusi mengenai homeschooling karena pandemi, jelajah pohon, jelajah batu, kayak di sungai, buku anak yang bermoral dan ugal-ugal, hingga mengenai komik di webtoon.

Pertemuan tentu tak lengkap bila tanpa mabuk-mabukan. Tapi, tentu saja kami sore itu tidak mabuk! 😂 Kami hanya sempat mencicip legen segar olahan bunga kelapa yang juga cikal dari gula merah. Botol dingin itu diedarkan lalu dituang ke masing-masing gelas. Rasanya manis, dingin, dan trecep-trecep kayak minum Sprite namun berbeda dan seger banget!

Pun seperti biasanya kami membawa makanan sendiri untuk dimakan bersama-sama. Tak seperti judul buku yang bisa dihitung dengan satu tangan, potluck sore sangat beragam; martabak, terang bulan, eggroll, intip, brem, tahu goreng, es lilin yoghurt, singkong goreng mekar, nangka matang pohon, brownies, terus apa lagi, ya?

Hingga di penghujung acara, kami berpamitan pulang. Rencananya akan ada pertemuan-pertemuan Goodreads Jogja lagi berikutnya. Semoga bisa selalu berjalan lancar dan meriah, ya.

Terima kasih untuk Mbak Ken dan Mas Susi yang menyediakan diri sebagai tuan rumah.

Crdt📸 Mbak Dewi

Copyright © 2010- | Viva | Kaffee Bitte | Desi Puspitasari | Daily | Portfolio