FEBRUARI 2017. MEMBUNUH CUPID karya DESI PUSPITASARI, diterbitkan oleh Falcon Publishing.
Tidak terasa Membunuh Cupid ini merupakan novelku yang ke-9. Ini tahunku ke-10 menulis. Bagaimana rasanya telah (selalu berjuang) konsisten menulis selama ini? Letih, begitu banyak yang harus dilewati dan dijalani, namun rasa capai itu tak sebanding dengan rasa bahagia. Senangnya jauh lebih besar.
It was start saat aku menulis naskah monolog Menjaring Malaikat, yang merupakan hasil intepretasi dari cerpen Danarto yang berjudul Mereka Toh Tak Mungkin Menjaring Malaikat. Pertunjukan ini kemudian telah dipentaskan dua kali di Mimbar Teater Indonesia di Solo dan Festival Teater Jakarta di TIM, Jakarta dengan penampil Jamaluddin Latif.
Selama proses Menjaring Malaikat, ada satu sesi latihan yang melahirkan ide Membunuh Cupid. Ibed Surgana Yuga sebagai sutradara Menjaring Malaikat waktu itu memeragakan salah satu adegan Cupid yang dipentaskan oleh satu kelompok teater di London. Penampil Cupid berwujud sosok laki-laki guenduut dengan sepayang sayap mungil di punggungnya yang besar dan berlemak.
Satu hal yang aku tangkap ada betapa relaks tafsir atas Cupid itu bisa dimainkan. If they can, so why can’t I playin’ with those things.
Kesempatan itu datang ketika Jason atau Abdul Aziz menawariku menulis untuk Falcon. Aku menyodorkan sinopsis naskah Membunuh Cupid (Oh ya, sinopsis Membunuh Cupid ini pernah ditolak satu penerbit dengan alasan mereka sedang konsen mengeluarkan novel-novel remaja).
Di tangan Jason sinopsis Membunuh Cupid mengalami revisi dua kali – kalau aku tidak salah ingat. Setelah fiks, aku menuliskan sepanjang kurang lebih 40.000 karakter.
Secara singkat Membunuh Cupid bercerita mengenai sosok perempuan lanjang bernama Agno. Ia mengalami kegetiran cinta di masa lalu sehingga tak lagi percaya cinta.
Bagi Agno, cinta hanya akan menimbulkan masalah. Pernah ia meracau iseng dengan mengatakan bahwa yang seharusnya bertanggung jawab atas semua masalah yang timbul karena cinta adalah Cupid. Bila ia bertemu dengan sosok malaikat itu, ia akan menonjok hidung Cupid hingga penyok dan darahnya ngocor.
Hingga akhinya Agno bertemu sungguhan dengan Cupid. Ia tak percaya, tapi mumpung sosoknya ada, baiknya ia…
DIJOTOS!
Apa benar Agno meninju Cupid? Apa benar hidung Cupid bakal penyok dan darahnya ngocor keluar? Lalu, bagaimana cara Agno #MembunuhCupid supaya malaikat cinta itu berhenti bekerja; berhenti menjodoh-jodohkan antar manusia; berhenti menjadi penyebab masalah rumit yang sebagian besar diakibatkan oleh rasa cinta?
Tentu saja, dong, jawabannya ada di novel MEMBUNUH CUPID. Tunggu terbitnya Februari 2017.
Selain cinta, teman-teman akan belajar mengenai bagaimana melepas sebuah kemelekatan.
Apa itu? Baca novel MEMBUNUH CUPID, yah. ;)
0 comments:
Posting Komentar