Sabtu, 18 Juni 2016

Cerpen NASI KUNING - Majalah Horison Juni 2016

Menulis adalah pekerjaan yang harus segera dilakukan dan diselesaikan, tak bisa bila hanya berhenti di angan-angan. Apalagi, berhenti di percakapan dan dipercakapkan.

Sebenarnya inti dari menulis adalah mengerjakan dan menyelesaikan. Ini yang selalu dibilang Masku, jangan last minute, dikerjakan segera--bila memang tidak bisa saat itu selesai semuanya, ya dijadwal agar bagaimana pekerjaan itu selesai tidak dalam waktu mepet.

Termasuk juga disiplin menulis. Memiliki jadwal menulis yang kudu dipatuhi setiap hari. Seperti jam kantor, aku mulai bekerja mulai pkl. 09.00 pagi, istirahat saat rolasan, lalu kembali bekerja hingga pkl. 16.00. 

Jadwal ini longgar tentu saja, karena toh kalau aku bermalas-malasan, enggak bakal ada yang marah. Setiap tanggung jawab ada di tanganku--well, justru di sinilah letak berat dan enggak bisa main-mainnya. 

Jadwal itu longgar tentu saja, karena aku juga menjalankan toko buku online TOKO PURIBUKU. Tersedia koleksi buku yang bisa dibeli secara online. Juga novelku teranyar JOGJA JELANG SENJA. Harga 59 K, namun aku beri harga 55 K plus tanda tangan untuk kalian yang membeli via puribuku.com. Ada juga paket murah Jogja Jelang Senja + On a Journey dan Strawberry Surprise. 

Lebih lengkapnya cek puribuku.com, ya.

Kembali ke perihal disiplin menulis, kali ini satu cerpenku dimuat Majalah Horison yang terbit Juni 2016. Cerpen ini bercerita bagaimana perjuangan seorang perempuan Prancis belajar memasak nasi kuning sebagai pembuktian cintanya pada seorang laki-laki. 

"Memasak nasi kuning memang rumit. Seperti cinta."

"Ya, cinta memang rumit."


Cerpen Nasi Kuning - Desi Puspitasari, Majalah Horison edisi Juni 2016.
Copyright © 2010- | Viva | Kaffee Bitte | Desi Puspitasari | Daily | Portfolio