Sabtu, 21 November 2015

Cerber Majalah Femina Kopi Rena bagian I

TUHAN SELALU TEPAT WAKTU... untuk segala hal yang tidak ada hubungannya dengan cinta. Rena patah hati karena San, laki-laki yang diam-diam disukainya, menikah dengan perempuan lain.

"Kopi?" San mengangkat cangkir kopinya saat tak sengaja tatapan mereka bertemu. Tiba-tiba Rena tidak lagi suka minum kopi. Minuman ini pahit, sepahit rasa patah hati yang berlarat-larat.

"Aku benci kopi."

"Kau hanya patah hati, Rena."

Rena memutuskan resign dan membantu mengurus toko bunga 'Lavender' milik kakak perempuannya. Satu hal yang kemudian disesalinya, ruko di sebarang toko bunga adalah kedai kopi. "Aku tidak suka kedai kopi."

Bagaimana kalau San dan istrinya mampir ngopi? Apa yang harus ia lakukan? Bersembunyi di balik ember bunga? Lalu ia menendang dan ember jatuh bergelondang. Lalu, San menoleh... dan matilah ia.

Saat pulang, Rena buru-buru mengunci rolling door toko dan berlari keluar. Sekarang pukul sembilan malam. Ia mengejar bus umum terakhir. 

Tak perlu menunggu lama, kendaraan umum itu datang. Rena segera masuk tepat beberapa detik sebelum pintu kembali menutup otomatis. Ia segera duduk di bangku kosong di bagian belakang. Ada seseorang yang turut mengempaskan tubuhnya duduk di sebelah.

Tenggorokan Rena tercekat. Aroma kopi. Bau harum kopi.

San... dan istrinya!

Rena sedikit memundurkan badan. Dengan hati-hati ia menoleh perlahan....


Cerbung KOPI RENA - Desi Puspitasari
Majalah Femina No. 46 XLIII 21 - 27 November 2015


Since #meineLiebe, my Utroq Trieha, had ever worked at five-star hotel, Borobudur Hotel Jakarta, he had a loooots of experiences. When he told me about his works, I cudn't help myself for not shoutin', "No way! You did that? You did that!"

Berangkat dari salah satu pengalaman bekerja sebagai hotelier, cerber KOPI RENA ini kami garap berdua; aku menulis keseluruhan cerita dan utamanya mengenai kopi - Maztrie bagian 'the flowers and the florist things'. Aku mengerjakannya hingga selesai, Masku membaca (he always be my first-reader), memberi masukan dan melengkapi detail-detail dengan tekun dan teliti.

Kami selalu berdiskusi. Sejauh ini aku sudah memiliki banyak sekali tabungan tulisan. Karena masih berstatus sedang digarap, tentu belum bisa dibaca secara luas. Jadi, untuk sementara ini...

Selamat membaca KOPI RENA bagian 1 cerber Desi Puspitasari di Majalah Femina No. 46/XLIII 21 - 27 November 2015. [dps]

3 komentar:

Copyright © 2010- | Viva | Kaffee Bitte | Desi Puspitasari | Daily | Portfolio