Minggu, 16 Oktober 2011

[Dimuat – Jawa Pos] Cerpen ‘Ayahmu Mati’ – Desi Puspitasari


What is amazing? Today.

Well, cerpen ini aku kirim ke Jawa Pos melalui e-mail tertanggal 11 Oktober 2011, see my , dan hari ini cerpenku terpampang dimuat di Jawa Pos Minggu tertanggal 16 Oktober 2011.

Agak kaget dan... Alhamdulillah!

Tadi pukul 7 pagi mas Pra Vlatonovic, teman dari Semarang yang ketemu kali pertama di kopdar Goodreads Yogyakarta, menulis di wall facebook: cerpen di Jawa Pos hari ini punyamu? Karena waktu itu aku lagi di aloon-aloon kota bareng ibu dan belum membeli koran Minggu hari ini jadi aku belum tahu. Setelah ijin (dan minta duit buat beli koran) sama ibu, aku jalan mubeng-mubeng mengiteri alun-alun mencari tukang koran. Setelah dapet, ngecek halaman cerpen... dan ternyata beneeer...!! Lalu aku kembali dan cerita girap-girap sama ibu.

Setelah itu aku sms Iqbal, Fatah, Topan, mas Setta, dan Dani. Sebelum sms Rana, si kaka sudah sms duluan, dan juga cerita ke padhe Patjoel lewat YM. Dan... setelah menulis status ‘pamer’ di status facebook, mas Dewa, teman lama sesama urakan di flp yogya, langsung ‘melamar’ku di statusnya: memimpikan istri seorang penulis –with Desi Puspitasari, and 3 others. Ealah, gek uoopoo =”=






Yay! Senang hari ini! Alhamdulillah... Mari tancap gas!

Terus menulis, terus berkarya!


Cerpen baca di sini 



Ia yang tak berhenti berkarya kendati sepi dukungan. Ia yang terus semangat kendati tak ada yang memberi semangat. Ia yang menyalakan apinya sendiri kendati yang lain tak meminjamkan korek apinya. Ialah yang lebih berharga di mataku. -Lalu Abdul Fatah.



Copyright © 2010- | Viva | Kaffee Bitte | Desi Puspitasari | Daily | Portfolio