Sabtu, 27 Agustus 2016

Tips: Menulis dengan Target

Saran: sebaiknya kamu punya rekanan yang bisa diajak kerjasama.

Aku bekerja tak hanya fokus menulis pada satu tulisan dan tak satu jenis pekerjaan. Perihal yang mudah ditunda dan dikesampingkan adalah menulis.

Karena, menulis itu tidak seperti memasak, misalnya. Saat memasak, menjerang air sekalipun, bila kamu lalai akibatnya masakanmu gosong, airnya asat. Di dalam menulis, kamu menunda memulai atau menyelesaikannya tak akan memberi dampak apa-apa kecuali naskah tidak bisa segera dikirim ke editor.

Beda urusannya ketika kamu sudah bekerja sama dengan beberapa editor dan memiliki tenggat yang ketat. Mau tidak mau, kamu harus menyelesaikannya tepat waktu. Semolor-molornya pun (astaga, aku jadi ingin pizza mozzarella betul—saat menulis molor aku teringat muluran keju di pizza, yumm) hanya bisa berselang beberapa hari dengan pemberitahuan sebelumnya.

Begini caraku mengatasi molor tenggat; menulis dengan target.

Menulis dengan target mungkin telah biasa dilakukan oleh banyak penulis. Misalnya; dalam sehari harus bisa menyelesaikan tulisan 10 halaman atau minimal 1.400 kata. Aku juga melakukan itu, namun masih ditambahi dengan satu perlakukan lagi yang khusus.

Jadi, begini. Dalam sehari aku menargetkan menulis minimal 2.000 kata. Kalau targetku hanya berhenti di sana, pencapaiannya akan kurang maksimal. Manusia selalu punya alasan untuk tidak memenuhi kewajiban. Apalagi kalau kewajiban itu dibikin sendiri. Ya, nggak?

Aku kemudian  bekerja sama dengan Masku. Setiap kali aku telah selesai menulis sesuai target, segera aku kirimkan pekerjaan tersebut ke e-mail dia. Selalu begitu di setiap kesempatan menulis novel dengan judul yang berbeda-beda. Bila dalam sehari aku menarget menulis minimal 2.000 kata, ya berarti masku akan menerima setoran naskah minimal dengan jumlah kata yang sudah ditentukan.

Apakah kalau dengan pasangan sendiri keadaan akan ayem-ayem saja saat aku ’teledor‘ alias tidak disiplin menulis? Jangan salah. Dia ini galak-banget. Galak-yang-banget-banget. Perihal yang tidak disiplin sangat tidak disukainya. Jadi, tidak akan pernah ada alasan buatku molor dalam menyelesaikan tulisan. Kalau aku terlambat atau bahkan tidak mengirim tulisan, dia akan menagih.

Kamu juga bisa melakukan hal ini. Pilih satu kawan yang kamu percaya, atau ajak pasanganmu untuk bekerja sama. Tentukan dalam sehari kamu akan menulis minimal berapa halaman atau berapa kata. Bikin tanggal tenggat. Kemudian, setiap kali kamu menyelesaikan jatah kewajiban menulis, kirimkan ke rekanan kamu tersebut.

Selanjutnya bebas saja. Kamu bisa meminta rekanan kamu untuk juga menjadi penilik dan editor naskahmu kali pertama, atau hanya berperan sebagai ’tukang tagih’. Satu hal yang harus kamu pastikan; rekanan kamu punya disiplin tinggi.

Menulis dengan target awalnya akan terasa seperti paksaan dan penuh tekanan. Tapi, bila sudah terbiasa, kamu akan merasakan seperti bekerja biasa. Tidak usah mengeluh.

2 komentar:

  1. Good idea ..Salam kenal :) Saya follow ya mbak Desi..juga izin tampilkan linkage di blog saya boleh?

    BalasHapus
  2. izin tampilkan link blog mbak Desi di block saya yaaa

    BalasHapus

Copyright © 2010- | Viva | Kaffee Bitte | Desi Puspitasari | Daily | Portfolio