Senin, 23 September 2013

Kejutan dari Buah Strawberry*

The Strawberry Surprise
Penulis: Desi Puspitasari
Penerbit: Bentang Pustaka
Terbit: Mei 2013
Kategori: Roman

Oleh: Arifah Suryaningsih *)


TRIBUN JOGJA - Cinta datangnya tidak pernah terduga. Seperti buah strawberry, ia penuh kejutan. Kalau beruntung kau akan merasakan manis, namun kalau tidak kau akan mendapat yang asam. Kisah cinta yang unik dan juga penuh kejutan ini dihadirkan dalam sebuah novel The Strawberry Surprise

Aggi memutuskan untuk berpisah dengan Timur karena merasakan sebuah ruang kosong dalam hubungan yang telah mereka jalani selama ini. Kemudian berjanji untuk bertemu kembali setelah lima tahun brlalu, jika keadaan masing-masing tidak sedang menjalin relasi serius dengan seseorang yang lain.

Bermula dari pertemuan kembali sepasang kekasih inilah kisah cinta Aggi dan Timur diawali di amfiteater Taman Budaya Yogyakarta. Sayangnya, pertemuan kembali ini tidak berjalan lancar. Ada tiga kali panggilan telepon misterius diabaikan, yang membuat Aggi tak bisa langsung mempercayai maksud baik Timur. Apalagi selama lima tahun terakhir banyak hal terjadi, baik pada dirinya maupun pada Timur. 

Senang akhirnya bisa bertemu lagi. Ingin Aggi berkata demikian. Namun yang terlontar kemudian, "Mari kita lihat sebagaimana berhasil usaha kita memperbaiki hubungan." (Hal. 52)

Setting Yogyakarta, dunia seni, fotografi dan motor tua pitung adalah sebuah komposisi yang eksotik dan pas dalam menguatkan karakter Aggi yang unik, seorang photografer analog yang bekerja di sebuah galeri seni di Yogyakarta. 

Kemudian, penokohan pria yang digambarkan melalui sosok Timur juga terdeskripsikan secara maskulin, bahwa Timur adalah seorang pria modern asal Bandung, pekerja keras yang juga penikmat seni. Kegemarannya dalam memainkan alat tiup saksofon menambah kesan romantisme yang dimiliki Timur. 

Lampu biru dan terang bergantian menyorot ke arah Timur. Jari-jari laki-laki berpindah lincah di atas tombol nada. Saat meniup pipinya bergantian menggembung, mengempis, dan menggembung lagi. Suara petikan bas dan gebukan drum perlahan mengiringi permainan saksofon Timur. (Hal. 91)

Kemudian, filosofi dari rasa buah strawberry diadopsi penulis, Desi Puspitasari, dalam menggambarkan pandangan-pandangan Aggi tentang perasaan cinta, mengolah cinta, dan bagaimana menyikapi cinta. Ini juga yang membuat novel ini berbeda dari cerita-cerita roman percintaan lainnya, yang kerap digambarkan dengan bunga dan coklat. 

Kisah cinta Aggi dan Timur adalah sebuah contoh hubungan sepasang kekasih yang sudah matang dalam menyikapi realitas kehidupan. Digambarkan dengan kondisi kedewasaan melalui umur mereka yang sudah di atas tiga puluh tahun dan dialog-dialog serta inti cerita yang disajikan.

Ada satu pesan moral yang dapat diambil dari sana, yaitu untuk menuju sebuah pernikahan, cinta dan materi saja tidak cukup. Keduanya harus sama-sama mengerti, berkompromi dan berempati atas kehidupan individu yang dimiliki pasangannya kelak. Untuk mengerti itu dibutuhkan sebuah perenungan, bahkan penjajakan yang tidak sebentar. 

"Saat hari kerja, intensitas bertemu hanya sebentar. Berangkat pagi dan pulang dalam keadaan lelah. Bertemu sama-sama dalam keadaan letih. Banyak kebiasaan sepele yang luput dari pengamatan. Saat akhir pekan orang biasanya akan menunjukkan tabiat asli. Bermalas-malasan, bangun terlambat, tidak mandi seharian, sarapan saat siang dan malam dengan mi instan, menonton televisi sambil mengupil, dan sebagainya. Katanya pernikahan itu menerima pasangan dengan seluruh kelebihan dan kekurangan. Dengan ketakutan-ketakutan yang kamu utarakan tadi, kukira kami mau hidup bersamaku hanya saat hari kerja. Tidak pada akhir pekan." (Hal. 231)

Beberapa narasi dan deskripsi ditulis dengan bahasa baku sehingga terkadang menimbulkan rasa kaku terutama pada dialog-dialog di dalamnya. Namun demikian, secara keseluruhan novel ini menarik dan layak dinikmati oleh remaja ataupun orang dewasa. Alurnya yang maju dan mundur mampu menimbulkan rasa penasaran pembacanya. (*)
*) Arifah Suryaningsih, Guru SMKN 2 Sewon Bantul



Copyright © 2010- | Viva | Kaffee Bitte | Desi Puspitasari | Daily | Portfolio