Sabtu, 30 Juli 2016

Memotret Sebelum Menulis

Beberapa waktu lalu saat pulang lebaran, aku membongkar lagi kotak kamera. Kamera SLR, lebih tepatnya kamera SLR analog. Yap, kamera yang memiliki focus lenght dan moncong kamera yang bisa maju mundur, namun masih menggunakan film atau negatif. 

Jauh sebelum menulis menjadi suatu perihal yang serius (kujadikan sebagai profesi tepatnya), aku sangat tekun memotret menggunakan kamera analog ini. Sekitar tahun 2002 aku membawa Pentax MX1 ke Jogja, hampir setiap seminggu atau dua minggu sekali aku pergi ke toko Central di Jalan Solo, Yogyakarta yang banyak banget dikunjungi fotografer-fotografer (sepertinya sekarang masih menjadi rujukan mencari film/negatif kamera analog) membeli film. Objek hunting bisa berupa apa saja. Biasanya, sih, teman-teman kuliah. Pernah juga memotret (mantan) pacar waktu masih kuliah dulu.

Aku pernah membawa kamera Pentax analog SLR ke dalam tulisan. Aggi tokoh utama dalam novel The Strawberry Surprise (yang telah difilmkan layar lebar dengan judul Strawberry Surprise dibintangi Acha Septriasa dan Reza Rahadian) aku gambarkan sebagai seorang perempuan yang kerap memotret menggunakan kamera SLR analog.

Kembali lagi bicara kamera analog Pentax, sebelum kembali ke Jogja setelah selesai libur lebaran, aku memutuskan membawa satu. Oh ya, di rumah ada dua varian Pentax, yaitu Pentax Mx yang kubawa saat kuliah dan Pentax ME yang kini kubawa.

Memiliki kamera seperti memiliki kekasih. Kita mesti mengetahui karakteristiknya. Sebelumnya aku terbiasa menggunakan Pentax Mx tentu sudah hapal di mana 'celah' kurang dan lebihnya kamera ini. Namun sekarang aku membawa Pentax ME sehingga aku belum tahu sama sekali di mana ada 'lubang' dan di mana letak maksimalnya.

Aku membawa lensa fix dan wide (ini aku beli pakai uang sendiri saat kuliah, menganggur selama bertahun-tahun saat aku mulai serius menulis dan berkurang aktifitas memotretnya, dan sekarang hendak kugunakan lagi). Belum membeli negatif/klise. Sebentar lagi, dan hunting... yuk!




Copyright © 2010- | Viva | Kaffee Bitte | Desi Puspitasari | Daily | Portfolio